1.) Teori
Dalam Krisis
Teori Darwin pernah jatuh terpuruk dalam
krisis karena hukum-hukum genetika. seorang ahli botani Austria bernama Gregor
Mendel menemukan hukum penurunan sifat pada tahun 1865. Meskipun tidak banyak
dikenal orang, penemuan Mendel mendapat perhatian besar di awal tahun
1900-an.Sel merupakan satuan terkecil makhluk hidup, tidak mungkin muncul
secara kebetulan dalam kondisi primitif tanpa kendali di saat Bumi masih muda
seperti yang dipaksakan kaum evolusionis kepada kita agar percaya. Dalam laboratorium
tercanggih di abad ini sekali pun, hal itu mustahil terjadi. Asam-asam amino,
yaitu satuan pembentuk berbagai protein penyusun sel hidup, tak mampu dengan
sendirinya membentuk organel-organel di dalam sel seperti mitokondria, ribosom,
membran sel, ataupun retikulum endoplasma apalagi membentuk sebuah sel yang
utuh. Oleh sebab itu, pernyataan bahwa sel pertama terbentuk secara kebetulan
melalui proses evolusi, hanyalah hasil rekaan yang sepenuhnya didasarkan pada
daya khayal.Seorang ahli biokimia Australia Prof. Michael Denton menyanggah
teori Darwinisme. Menurut dia terdapat pertentangan mencolok ketika teori
evolusi dihadapkan dengan penemuan-penemuan ilmiah dalam berbagai bidang
seperti asal usul kehidupan, genetika populasi, anatomi perbandingan. Menurut
dia, evolusi adalah sebuah teori yang sedang dilanda krisis.
2.) Teori
Evolusi Sintesis
Para ilmuwan yang berperan serta dalam membangun teori baru ini termasuk ahli genetika, yaitu G. Ledyard Stebbins dan Theodosius Dobzhansky, ahli ilmu hewan Ernst Mayr dan Julian Huxley, ahli palaentologi George Gaylond Simpson dan Glenn L, serta ahli genetika matematis Sir Ronald A. Fisher dan Sewall Wright. Mutasi adalah kerusakan yang terjadi untuk alasan yang tidak diketahui, dalam mekanisme penurunan sifat pada makhluk hidup. Makhluk hidup yang mengalami mutasi memperoleh bentuk yang tak lazim dan menyimpang dari informasi genetik yang mereka warisi dari induknya. Menurut para penganut neo-Darwinisme, saat ini permasalahan mutasi masih menjadi kebuntuan besar bagi Darwinisme. Meskipun teori seleksi alam menganggap mutasi sebagai satu-satunya sumber dari perubahan menguntungkan, tidak ada mutasi dalam bentuk apapun yang teramati dan benar-benar menguntungkan yang memperbaiki informasi genetik. Satu kebuntuan lain bagi neo-Darwinisme datang dari catatan fosil. Bahkan pada masa Darwin, fosil telah menjadi rintangan yang penting bagi teori ini. Sementara Darwin sendiri mengakui tak adanya fosil spesies peralihan. Dia juga meramalkan bahwa penelitian selanjutnya akan menyediakan bukti atas bentuk peralihan yang hilang ini
3.) Teori
Harun Yahya
Harun Yahya mengungkapkan
bantahan-bantahannya terhadap teori evolusi yang dicetuskan oleh Darwin diatas.
Dalam karya Adnan Oktar yang berjudul Keruntuhan Teori Evolusi, menjelaskan,
bahwa apapun yang diciptakan atau ada di dunia ini, bukanlah merupakan sebuah
kebetulan belaka. Dalam ulasannya, Harun Yahya memaparkan kesalahan Darwin
mengenai sel. Darwin menjelaskan bahwa seluruh makhluk hidup bermula dari sel
prokariotik. Tapi, apa yang dilihat oleh Darwin adalah penampakkan prokariotik
dari mikroskop yang tidak secanggih mikroskop pada masa kini. Lebih singkatnya,
Darwin melihat dari lensa mikroskop yang tidak secanggih sekarang. Pada zaman
Darwin, mikroskop hanya mampu melihat sel sebagai sesuatu yang sangat
sederhana. Tapi, pada era mikroskop abad ini, sel terlihat sebagai sebuah
komponen yang rumit, yang tentu kerumitannya ada secara serempak dan tidak
melalui tahap evolusi, apalagi kebetulan.
4.) Teori
Evolusi Biokimia
Teori ini mencoba menggali
informasi asal usul makhluk hidup dari sisi biokimia. Menurut Oparin dalam
bukunya yang berjudul The Origin of Life (1936) menyatakan bahwa asal mula
kehidupan terjadi bersamaan dengan evolusi terbentuknya bumi beserta
atmosfernya.Oparin menjelaskan bahwa pada mulanya atmosfer bumi purba terdiri
atas metana (CH4), amonia (NH3), uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2). Oleh
karena adanya pemanasan dan energi alam, berupa sinar kosmis dan halilintar,
gas-gas tersebut mengalami perubahan menjadi molekul organik sederhana, sejenis
substansi asam amino.Selama berjuta-juta tahun, senyawa organik itu
terakumulasi di cekungan perairan membentuk primordial soup, seperti semacam
campuran materi-materi di lautan panas. Tahap selanjutnya, primordial soup ini
membentuk monomer. Monomer bergabung membentuk polimer. Polimer membentuk
agregasi berupa protobion. Protobion adalah bentuk awal sel hidup yang belum
mampu bereproduksi, tetapi mampu memelihara lingkungan kimia dalam tubuhnya.Di
samping itu, protobion juga telah memperlihatkan sifat yang berhubungan dengan
makhluk hidup, seperti dapat melakukan metabolisme, kemampuan menerima
r4ngsang, dan bereplikasi sendiri. Terbentuknya polimer dari monomer-monomer
telah dibuktikan oleh Sydney W. Fox. Dalam percobaannya, Fox memanaskan 18–20
macam asam amino pada titik leburnya dan didapatkan protein.Pendapat Alexander
Oparin mendapat dukungan dari ahli kimia Amerika Serikat, bernama Harold Urey.
Urey menyatakan bahwa atmosfer bumi purba terdiri atas gas-gas metana (CH4),
amonia (NH3), uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2). Dengan adanya energi alam
(berupa halilintar dan sinar kosmis), campuran gas-gas tersebut membentuk asam
amino.
Komentar
Posting Komentar